top of page
aniselan01

Materi Pertemuan II ETIKA DALAM PERJANJIAN LAMA

Materi Pertemuan II

ETIKA DALAM PERJANJIAN LAMA


DEFINISI

Kata etika sebenarnya berasal dari bahwa Yunani yaitu Ethos dan Ta Etika. Ethor berarti kebiasaan dan adat atau lebih condong ke pengertian kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati dengan mana seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan. Jika kita perhatikan dalam PL, tidak muncul kata yang menunjuk kepada etika, namun bisa ditemukan kata yang mendekati ke makna itu. Dalam bahasa Ibrani, kata yang mendekati kepada pengertian etika adalah kata Musar dan derek. Kata Musar secara etimologis berarti disiplin, suci, murni, belum berdosa, dll. Sementara kata derek secara etimologis berarti jalan, jarak, perjalanan, cara, gaya atau sikap. Jadi jika dilihat dari pengertian tersebut, etika dalam PL dapat dipahami sebagai jalan, gaya, atau sikap yang menentukan jalan hidup seseorang dan ini bisa saja kemudian menjadikan kehidupan orang tersbut suci, atau murni.

Menurut Browning, etika merupakan prinsip-prinsip perbuatan benar dan salah. Dasar untuk melakukan apa yang benar dan ketajaman untuk melihat apa yang benar. Agama dan etika sering dianggap sebagai suatu kesadaran manusia yang terpisah. Seseorang dengan religius yang rendah dapat saja memiliki prinsip-prinsip etis yang tinggi dan orang yang religius mungkin saja mengambil standar keputusan yang asing bagi kesadaran moral yang lazim. Sekalipun agama dan etika dianggap berbeda, namun tetap terdapat hubungan yang erat di antara keduanya. Perjuangan moral mendapatkan dasar pengharapannya dari iman kepada Allah yang menjadi pendorongnya. Dalam PL keadaan penuh harapan ini timbul dari perjanjian Allah yang telah diikat dengan Israel. Dan kemudian menjadi bagian dari visi mengenai cara hidup.

DASAR ETIKA PL

Apa yang mendasari Teologi PL ? Yaitu: Sifat dasar Allah, Hukum Taurat, perjanjian, upacara keagamaan serta kesalehan. Kesalehan dan Etika berjalan bersama-sama seperti halnya dengan iman dan perbuatan. Hal ini merupakan bentuk konkrit kehidupan dalam Perjanjian. Sangat penting dalam PL di mana seluruh kehidupan berkaitan dengan Allah dan Maksud-maksud-Nya. Seorang tokoh yang bernama: Jacob, mengungkapkan bahwa Jika sifat dasar manusia dapat ditentukan oleh tema Gambar Allah, maka dapat dirumuskan sebagai hal meniru Allah.

1. Watak Allah

Ungkapan Watak Allah. Secara Teologis: menunjukkan bahwa agama dan moralitas berhubungan paling erat. Maksudnya, Allah merupakan sumber kebaikan, dan jika manusia harus berbuat baik, itu hanya karena ia mengenal Allah. Ams.3:5-6. Perilaku yang tidak bercela di hadapan Allah merupakan suatu kehidupan yang bermoral. Pada Zaman PL dan Yudaisme mengajarkan untuk taat kepada Hukum Taurat sebagai satu-satunya kewajiban manusia. Akan tetapi, harus dimengerti dalam hubungan dengan penyingkapan diri Allah yang mendasar: ‘Akulah Tuhan’. Penyingkapan ini secara positif akan menempatkan Hukum Taurat itu pada pusat perhubungan PL. Kel.20:1-2. Karena pada hakikatnya hukum taurat itu satu, maka ketaatan harus pada keseluruhannya. Di dalam PL pun mengerti kesatuan perintah-perintah Allah. Contoh: Musa, memerintah Israel untuk ‘melakukan dengan setia segala perkataan hukum taurat. Ul.32:46-47.

2. Ciptaan Menurut Gambar Allah

Manusia yang diciptakan menurut Gambar Allah. Orientasi manusia kepada hukum taurat menyatakan kesamaannya dengan Allah. PL mempunyai undang-undang yaitu undang-undang untuk umat manusia. Kel.21-23, nilai-nilai manusia selalu diperjuangkan di atas nilai-nilai kebendaan. Namun orang-orang PL diistimewakan sebagai umat yang mengalami kemurahan Allah. Sehingga mereka saling berhubungan, karena kemurahan Allah itu. Sebgai orang-orang yang menjadi sasaran Kasih Allah, harus menunjukkan kasih itu. Mi.6:8: Berlaku adil dan mencitai kesetiaan. Manusia sebagai pembawa Gambar Allah, harus mencerminkan sifat Allah. Ayub 29:12-14. Hukum taurat menyatakan sifat sesungguhnya dari manusia. Tentu saja manusia tak dapat bersifat kudus sebagaimana Allah itu kudus, tetapi mereka dapat menjadi kudus dalam cara manusia. Di dalam PL hukum taurat itu bersifat menyelamatkan. Jadi, mengikuti jalan Tuhan dalam PL berarti mengambil bagian secara nyata dalam program penyelamatan-Nya. Hal ini tidak hanya berarti berbuat kebenaran tetapi menderita demi kebenaran. Yes.53.

PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA PL

1. Perintah-perintah dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan ciptaan

Yaitu prinsip-prinsip: menekankan bahwa manusia harus berperan sebagai penguasa dalam memenuhi dan mengatur bumi. Kej.1:28. Kemudian mampu mewujudkan potensi yang diberikan Allah kepadanya. Hubungan yang terjalin antara Adam dan Hawa juga merupakan hubungan yang unik yang mencerminkan hubungan Allah dengan umat-Nya. Namun kejatuhan manusia dalam dosa berpengaruh terhadap setiap peri kehidupan manusia. Namun tidak mengubah keadaan dasar manusia juga tidak mengubah hubungan dasar mereka baik terhadap bumi, pekerjaan, dan keluarga mereka. Manusia tak dapat hidup tanpa firman Allah, persekutuan dengan Allah adalah Dasar Kehidupan. Perintah yang diberikan bukan untuk menantang manusia atau memberi bimbingan mutlak. Hubungan antara manusia dengan Allah adalah hubungan yang wajar, mereka melakukan kehendak Allah secara naluriah. Perintah-perintah hanya untuk menegaskan dan menguraikan struktur ciptaan yang di dalamnya mereka harus berkembang di hadapan Allah.

2. Berbagai ketetapan, lembaga dan adat bagi umat perjanjian Allah

Semua lembaga dan adat dalam kehidupan Israel merupakan uraian dari hubungan perjanjian ini. Pada setiap kesempatan lembaga dan ketetapan menyentuh umat Israel dan menolong mereka mengenal diri sendiri serta berperan sebagai struktur pengambilan keputusan-keputusan moral.

a. Sepuluh hukum

Sepuluh Hukum ini merupakan inti Etika Alkitabiah. Hukum Taurat diberikan di Gunung Sinai bukanlah undang-undang baru tetapi perumusan ketetapan-ketetapan yang sudah ada. Kej.2:2-3. Mengenai sabat 9:5, mengenai pembunuhan 26:9-10, mengenai zinah. Semua hubungan antara Allah dengan umat-Nya diliputi dalam hukum-hukum itu. Secara Teologis, hormat kepada orang tua bertumpu pada keadaan Allah sebagai Bapa yang mula-mula. Kel.4:22. Jadi, hormat terhadap wewenang harus dilanjutkan dan dipelihara dalam keluarga. Lingkungan keluarga adalah tempat seseorang belajar untuk menghormati dan taat tanpa pertimbangan jasa seseorang. Seorang tokoh berpendapat yang bernama Murray: tentang contoh: Yakub dan Ribka, mengatakan bahwa Allah memenuhi tujuan-Nya yang sudah bulat mengenai Kasih Karunia dan Janji, tanpa menghiraukan tindakan-tindakan tak teruji dari mereka yang menjadi pewaris-pewaris Kasih karunia tersebut. Gagasan PL mengenai kebenaran adalah Kesetiaan dalam hubungan, terutama dalam hubungan perjanjian.

b. Bidang-bidang problem

Perbudakan merupakan pelanggaran terhadap banyak prindip dasar dalam Etika PL, namun dibiarkan, bahkan diatur secara khusus. Di dalam PL keadaannya berbeda. Dibawah hukum Taurat hak-hak asasi para budak dijamin, baik mengenai istrahat maupun perayaan. Jadi perbudakan diperbolehkan. Tetapi sambil mempertimbangkan peri kemanusiaan. Maka PL mengakui bahwa masyarakat belum siap untuk hidup tanpa perbudakan. Cara Allah untuk melenyapkan perbudakan “merupakan proses panjang yang terdiri atas pengasuhan dan pendidikan rohani serta mempertajam hati nurani, bukan suatu pengaturan sosial yang prematur.

Dalam hal ini, Allah memberi contoh: melalui bangsa Israel bahwa Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, Kasihilah dia seperti dirimu sendiri. Im.19:34. Ayat ini diakhiri dengan ‘Akulah Tuhan, Allahmu’. Watak-Nyalah yang dipertaruhkan, dan perhatian-Nya yang khusus kepada orang-orang yang kurang beruntung. Ul.10:17-19. Salah satu sumber sejarah PL yang paling awall adalah Kitab peperangan Tuhan. Bil.21:14. Tuhan adalah panglima umat-Nya II Taw.13:12 yang berperang untuk Yehuda. Kehadiran Tabut Allah merupakan simbol utama pertolongan-Nya. Tujuan PL waktu pemazmur berkata tentang Allah, Ia menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi. Mz.46:10.

Jadi secara umum Etika PL bukanlah Etika “campur tangan’, melainkan Etika ‘penundaan’, yaitu Kasih karunia Allah yang menunda. Etika Campur Tangan yaitu Perjanjian penebusan yang dibuat Allah dengan umat-Nya, kuasa keadilan Allah dan kenyataan penggenapan dalam persoalan-persoalan Israel.

c. Ajaran Para nabi

Etika tingkat tinggi dalam PL. Sebagai bukti: contoh Abraham menunjukkan kesenangan dan sifat tak mementingkan diri. Yusuf mengatasi suatu cobaan besar dan mengampuni kesalahan yang berat. Daud menolak untuk membals dendam. I Sam.24:12. sehingga ia dapat menunjukkan ‘Kasih yang dari Allah’ kepada isi rumah Saul. II Sam.9:3.Puncak ajaran Para Nabi: menjadi aktifitas penyelamatan yang direncanakan Allah. Sehingga PL secara bertahap dan memberi kesan yang mendalam pada Israel mengenai hubungannya dengan Allah. Pada zaman Para Nabi tuntutan Allah yang utama adalah kerendahan hati dan pengendalian diri.

SOAL

1. Menjelaskan Etika di dalanm Perjanjian Lama ( PL )

2. Menguraikan Prinsip – prinsip Etika di dalam Perjanjian Lama ( PL )


45 views0 comments

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page